Saya tidak tahu apa yang kamu ceritakan kepada mereka..
Tapi berkat kamu.. Teman saya menjauh..
Sekarang saya benar-benar sendiri..
Terimakasih
-L.G.-
Saya tidak tahu apa yang kamu ceritakan kepada mereka..
Tapi berkat kamu.. Teman saya menjauh..
Sekarang saya benar-benar sendiri..
Terimakasih
-L.G.-
Im dying.
I cant even feels my feet touch the ground when i walk.
I am a cracked egg..
Siap atau tidak, aku akan pecah.
___________________________________
Saya sadar saya telah membiarkan duka ini berjalan bersama hari-hari saya.
Karena memang sulit untuk menyadari bahwa moma telah pergi.
Saya juga sadar bahwa setelah moma pergi ada setidaknya 5 orang di keluarga saya yang bisa menjaga saya agar saya tidak terjatuh. Kakung (grandpa), uti (grandma), pakpoh, dan bude..
Tapi itu dulu.
In fact, now, it is different.
I just have my grandpa with me now.
Bahkan nenek yang selalu saya andalkan untuk membela saya pun berbalik arah.
Setiap bangun tidur, masalah-masalah ini yang selalu muncul di pikiran saya.
Tentang papa yang tetap mempertahankan hubunganya dengan perempuan jalang yang sudah merusak hidup saya dan membuat moma saya meninggal membawa sakit hati.
Tentang orang-orang yang tiba-tiba menerima hubungan mereka, termasuk nenek saya.
Sekarang, siapa yang bisa membantu saya berdiri tegak?
Kakek? Apa yang bisa kami lakukan jika hanya berdua? Apakah saya bisa bertahan?
Saya seperti telur yang cangkangnya retak. Dengan benturan-benturan dari satu sisi yang terus menghantam. Dan tidak ada yang dapat mencegah mereka.
Siap atau tidak, saya akan pecah.
Karena jika papa memilih anjing itu, maka dia telah siap dengan kematian saya. Dan saya tahu orang-orang itu sadar dengan konsekuensinya.
Saya bingung..
Kepada siapa saya bisa mengeluh dan menangis?
Siapa yang bisa menjaga saya agar tidak pecah?
Tuhan?
Saya selalu berdoa kepada-Nya.
Tapi setiap hari benturan-benturan ini semakin keras..
Dan doa yang saya ucapkan menjadi kata-kata maaf.
Tuhan..
Maafkan saya jika suatu hari nanti saya mengakhiri hidup saya.
Dan maafkan saya karena saya tidak bisa merestui hubungan papa saya dengan perempuan jalang itu, bahkan hingga setelah saya mati.
Maafkan saya karena tidak bisa menjadi anak yang baik. Maafkan saya karena tidak bisa membahagiakan orang tua saya. Maafkan saya karena telah mempersingkat waktu yang Kau berikan.
Jika Kau tidak bisa mengampuni dosa-dosaku ini, tolong ampuni dosa kedua orang tuaku.
Karena saya menyayangi mereka, dan saya tahu Kau juga menyayangi mereka lebih dariku.
Jika neraka yang Kau berikan padaku, aku rela, asalkan Kau beri orang tuaku surga-Mu. Karena bagi saya mereka adalah orang yang lebih berharga dari emas. Meski kasih sayang yang saya dapat dari mereka tidak sebesar kasih sayang-Mu kepada hamba-Mu.
Tuhan..
Ini doa saya..
Dan saya berterima kasih kepada-Mu atas waktu dan kehidupan yang telah Kau berikan, karena hanya dengan kuasa-Mu saya dapat bertahan.
-L.G.-
Jika anda berkata, "Ya Allah sudah saya sampaikan agamamu."
Asal anda tahu, pak, saya ingin sekali berkata kepada anda,
"Pak, doakan saja agar saya cepat mati. Saya sudah lelah hidup di dunia dan bertemu orang-orang rasis seperti anda. Jadi tolong berhenti! Doakan saja saya cepat mati!"
Saya ingin sekali mati, pak!
Bagaimana orang dapat dikatakan sebagai teman jika orang-orang itu sendiri yang semakin merusak harimu?
Saya tahu bagaimana rasanya dibully! Selama 6 tahun kemarin saya merasakannya!
Dan saya tidak mau lagi! Saya berharap hidup saya lebih baik!
Saya sudah terlalu penat dengan masalah di rumah!
Saya hanya ingin menyelesaikan study!
Tapi bagaimana saya bisa konsentrasi jika dosen saya is the bullyer?
Sampai saat ini pun saya mencoba bersabar!
Saya datang dengan niat untuk belajar!
Tapi the lecturer yang membuat saya semakin melupakan niat saya!
Dan kemudian, ini semua menjadi lebih parah!
Seakan-akan ini semua game atau pertunjukan yang menarik..
Orang-orang ikut bergabung seakan-akan ini hal yang lucu..
Okay.. Tidak masalah..
Tapi tolong..
Setidaknya hargai keberadaan saya..
Dan hargailah niat saya!
-Sebenarnya sistem pemerintahan dan sistem hukumnya tidak salah..
Yang bermasalah itu orang-orangnya..-
Orang-orang yang masih melakukan deskriminasi terhadap orang lain dengan alasan agama (religy), ras
(race), dan masih banyak hal yang pada intinya merupakan "Perbedaan".
Di Indonesia ada istilah "Bhineka Tunggal Ika" yang berarti "Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu"
Tapi menurut saya itu akan tetap sulit untuk diwujudkan karena orang-orang itu sendiri yang masih saja menerapkan satu kegiatan yang dinamakan "DESKRIMINASI"
Oh come on!
Inilah kenapa saya benci berada disini. Untuk apa ada kata "Menghargai", kalau makna sebenarnya disisihkan?
Pikirkan, Pak!